Minggu, 15 Januari 2012

Surat Untuk Calon Suamiku

melanjutkan mengutip buku karya Ust.Burhan Shodiq
bagian yang paling sering saia baca,,, mudah2an bermanfaat bagi yang sedang menata hati,,,,,^^


Surat Untuk Calon Suamiku

Seorang gadis menulis surat untuk calon suaminya dan menyimpannya di atas awan. Demikian isi suratnya :
Assalamualaikum wr.wb
Dear calon suamiku...
Apa kabarnya imanmu hari ini? Sudahkan harimu ini engkau awali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah  yang saat ini engkau genggam?
Wahai calon suamiku...
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini, aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergap, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian paling rapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu di mana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya, kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian InsyaAllah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, engkau bangga telah memilih aku dihatimu, menemani hari-harimu.
Calon suamiku...
Entah dimana dirimu  sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini telah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga aku pun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang engkau dapatkan.
Aku masih haus ilmu. Namun, dengan berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi istri  yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Wahai calon suamiku...
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang shalihah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun, nanti setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang shalihah agar kelak di surga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang shaleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi, kalau Allah dan Rasulullah yang lebih engkau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.
Pernah suatu ketika aku membaca kisah. “ aku minta kepada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini.
Namun, kemudian kaktus berbunga, sangat indah sekali. Demikian pula ulat bulu tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.”
Aku yakin kaulah yang aku butuhkan, meski bukan seperti yang kuharapkan.
Calon suamiku yang dirahmati Allah...
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah Islamdari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan pada Allah.
Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini aku tengah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku. Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku...
Inilah sekilas harapan yang aku ukir dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat di ungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini aku hadapi. Kelak, saat kita bersama, maka disitulah engkau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahami dirimu.
Wassalamu alaikum wr.wb  

Tidak ada komentar: